There are several reasons why Ted Bundy deserved the death penalty. He killed a lot of people
<h3>Reasons why the death penalty was an
adequate punishment for Ted Bundy:</h3>
- He killed a lot of people in the society.
- He was a predator.
- He raped people.
- He was a kidnapper
- He had no mercy for the people he attacked.
- He was jailed, he escaped from Jail and still killed again.
- If granted parole in years later, someone like him would still atatck innocents again.
- It was the good that the society got rid of him. People like him would always be a danger to other good people.
- The people that he killed did not deserve to die also. He was only made to tast his own medicine.
Read more on the death penalty here: brainly.com/question/509558
Answer:
The only safe generalization one can make on the subject is that it is common for today's candidates to ach was a fairly close election between the top two candidate
Explanation:
Answer:To simplify finding the law, most all statutes are organized by subject in a set of books called a code. The body of statutes that comprises the criminal law is often referred to as the criminal code, or less commonly as the penal code.
Explanation:
Answer:
Explanation:
1. Otonomi dalam manajemen pada dasarnya berarti memberikan banyak kebebasan untuk membuat pilihan di tempat kerja. Seorang manajer yang memberikan otonomi karyawan biasanya menguraikan tujuan suatu proyek tetapi memungkinkan karyawan untuk memutuskan cara terbaik untuk mencapai tujuan itu.
2. Otonomi daerah memiliki keunggulan dalam memberikan kewenangan kebijaksanaan dan inovasi kepada daerah, memungkinkan perwakilan yang lebih besar dalam proses pengaturan daerah, dan membangun keadilan hukum yang lebih baik. Kelemahan ini memicu penyimpangan oleh kepala daerah sehingga mereka terseret ke dalam kasus hukum, dan memperbesar potensi konflik kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
3.
Ada dua aliran utama penelitian yang mengevaluasi hubungan antara manusia
praktik dan kinerja sumber daya. Yang pertama adalah universalisme atau "praktik terbaik"
pendekatan. Mereka yang menggunakan pendekatan ini menunjuk ke temuan dukungan berulang untuk menunjukkan
bahwa beberapa praktik SDM, seperti intensitas perekrutan, peluang karier internal,
penilaian kinerja, sistem pelatihan formal, pembagian keuntungan, dan kompensasi insentif
didokumentasikan dengan sangat baik dalam berbagai konteks untuk menunjukkan bahwa ada universalitasnya